
Digimon bukan hanya sekadar nostalgia, tapi juga menjadi jembatan pertemanan dan prestasi bagi banyak penggemarnya di Indonesia. Pusat dari semua itu adalah DIGI-IN, komunitas besar yang mewadahi para kolektor figure, pemilik Digivice serta Pendulum, hingga pemain Digimon Card Game (TCG) yang semakin berkembang. Bagi banyak orang, DIGI-IN telah menjadi ruang nyaman untuk berbagi, bernostalgia, sekaligus menyalurkan semangat kompetisi.
Dari komunitas inilah lahir cerita membanggakan. Dua perwakilan Indonesia, Karsyah Hidayat, admin utama DIGI-IN dan penggerak DCG Indo yang akrab disapa “Nasi Uduk”, serta rekannya Raven, berhasil mengukir prestasi di turnamen bergengsi Grand Asia Open 2025 yang berlangsung di Kobe, Jepang.
Grand Asia Open (GAO) adalah panggung tertinggi untuk para pemain TCG di Asia, diselenggarakan langsung oleh Bandai sebagai gerbang menuju World Championship. Tiket ke turnamen ini tidak mudah didapat, hanya diberikan kepada juara ajang besar seperti Grand Asia Open Indonesia, DC-1, atau Bandai Card Fest. Karsyah melangkah ke GAO berkat gelar juara Grand Asia Open Indonesia, sementara Raven lolos setelah memenangi DC-1. Pada 24 Agustus 2025, sebanyak 64 pemain terbaik dari berbagai negara Asia beradu strategi di meja permainan untuk memperebutkan tempat di kejuaraan dunia.

Pertarungan berlangsung sengit dari awal hingga akhir. Semua peserta sudah diganjar hadiah eksklusif, termasuk playmat khusus dan kartu langka bagi Top 8. Namun hanya lima terbaik yang bisa melanjutkan langkah ke World Championship. Miku dari Jepang keluar sebagai juara dengan Deck Sakuyamon X, sedangkan Karsyah yang menurunkan Deck Dukemon tampil luar biasa hingga meraih posisi keenam, hanya terpaut satu langkah dari garis lolos ke dunia.
“Sedikit lagi masuk Top 5, tapi justru itu jadi penyemangat buat saya untuk kembali ke Jepang dan merebut gelar juara,” kata Karsyah penuh optimisme.
Kecintaan Karsyah terhadap Digimon sudah tertanam sejak lama. Setelah bertahun-tahun akrab dengan game konsol, sekitar tahun 2020 ia menemukan gairah baru di Digimon Card Game. Menurutnya, TCG memberi pengalaman unik, seolah benar-benar bertarung bersama partner Digimon di arena duel. Meski menargetkan kemenangan, ia tetap berusaha menikmati permainan.

Menghadapi lawan-lawan kuat dari Asia tentu tidak mudah. Tekanan mental begitu besar, namun Karsyah memilih untuk tetap fokus. “Menang itu bonus, kalah pun tetap pengalaman. Yang penting jangan sampai melakukan missplay,” ujarnya. Baginya, satu kesalahan kecil saja bisa mengubah jalannya pertandingan.
Di balik keberhasilannya, ada dukungan penuh dari komunitas. DIGI-IN dan para pemain DCG Indonesia selalu memberi semangat. Walau belum tembus Top 5, pencapaian ini sudah membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di level Asia. Karsyah juga menilai perkembangan DCG di tanah air semakin baik, dengan pemain baru yang terus bertambah dan membuat komunitas makin solid.
Untuk para pemain muda yang ingin menapaki jalur yang sama, ia menitipkan pesan sederhana: cintai dulu gamenya. “Kalau hanya ikut-ikutan, biasanya cepat hilang minat. Tapi kalau benar-benar suka, pasti bisa bertahan dan berkembang,” ucapnya.

Langkah Karsyah belum selesai. Ia masih menatap agenda lain seperti Bandai Card Fest dan DC-1, yang bisa membawanya kembali ke panggung internasional. Bahkan, ia berharap suatu saat berkesempatan berhadapan langsung dengan pemain dari Amerika Serikat maupun Eropa.
Di akhir, ia mengajak seluruh penggemar Digimon untuk bergabung bersama DIGI-IN dan DCG Indo. “Di sini kalian bisa main DCG, koleksi Digivice atau figure, sampai ketemu langsung dengan para pemain, termasuk saya sendiri. Komunitas ini bukan hanya soal nostalgia, tapi juga soal persahabatan.”