Hari ini, di tahun 2025, farming sim sudah jadi genre yang sudah cukup populer. Rasanya setiap satu atau dua tahun selalu ada satu game farming sim baru. Ada sekuel atau remake dari judul lama seperti Rune Factory atau Story of Seasons, ada yang mencoba formula yang familier tapi dengan sentuhan baru seperti Coral Island, ada juga yang mencoba melakukan inovasi menarik seperti Sakuna: Of Rice And Ruin.
Apapun game-nya, game farming sim modern dalam beberapa tahun terakhir selalu dibandingkan dengan satu game, yaitu Stardew Valley. Sejak rilis tahun 2016, Stardew Valley bisa dibilang menghidupkan kembali genre farming sim. Bahkan hingga hari ini, akan ada banyak yang bilang bahwa Stardew Valley tetap jadi pilihan terbaik dari genre ini. Satu-satunya yang mungkin jadi nilai minus dari game ini adalah gaya visualnya yang ‘jadul’ untuk beberapa orang.
Pertanyaannya tentu saja kenapa game yang dikembangkan oleh satu orang ini bisa jadi kiblat untuk sebuah genre?
Penerus Legenda

Kalau mau disederhanakan, alasan utama Stardew Valley jadi kiblat farming sim adalah karena Harvest Moon: Back To Nature adalah game farming sim terbaik. Untuk zamannya, game Playstation1 tersebut memperkenalkan banyak formula yang jadi fondasi game farming sim saat ini. Nah, Eric Barone alias ConcernedApe selaku developer tunggal mengambil banyak inspirasi dari game jadul tersebut, mulai dari premis dasar hingga beberapa gameplay looop utama.
Tentu saja, sebagai game Playstation 1, Harvest Moon: Back To Nature punya banyak keterbatasan. Nah, Stardew Valley sebagai penerus mencoba menghapus batasan tersebut. Tidak hanya itu, poros gameplay yang sudah dikembangkan kemudian ditambah dengan sentuhan-sentuhan baru.
Bertani Tanpa Batas

Oke, premis utama Harvest Moon: Back To Nature adalah kamu mewariskan pertanian kakekmu di desa. Ia sudah lama meninggal, dan pertaniannya terbengkalai. Tugasmu adalah menghidupkan kembali pertanian tersebut dalam waktu tiga tahun. Kalau sukses kamu berhak menetap di desa ini, kalau tidak kamu diminta pulang kembali ke kota.
Daya tarik utama yang membuat Harvest Moon: Back To Nature menarik adalah perkembangan pertanianmu sifatnya eksponensial. Artinya progres yang kamu dapatkan bisa berkelipatan dan terus menerus. Sebagai contoh, awalnya kamu tidak punya banyak uang, jadi kamu cuma bisa membeli benih seadanya. Seiring waktu dan panen, uangmu makin banyak yang berarti bisa membeli lebih banyak benih. Dari situ uangmu makin banyak lagi, jadi sebagiannya bisa digunakan untuk membuat proses menyiram tanaman jadi lebih cepat. Karena punya waktu lebih, kamu bisa menggunakannya untuk menanam lebih, atau mulai beternak ayam dan sapi yang nantinya mendulang lebih banyak uang. Begitu seterusnya sampai kamu kaya raya.

Melengkapi loop itu, kamu juga disajikan kota dan penghuni yang cukup menarik. Masing-masing punya pekerjaan dan peran yang berbeda dalam menghidupi desa tersebut. Kamu bisa bergaul dengan mereka semua, dan karakter gadis muda bisa kamu taksir untuk kemudian dinikahi.
Nah, Stardew Valley mengambil dan memperluas formula dasar tersebut. Tanaman yang awalnya cuma sekadar tanam lalu panen jadi bisa diproses jadi produk yang lebih berharga. Ada banyak mesin otomatisasi yang membuat tugasmu lebih mudah, yang berarti kamu bisa membuat pertanianmu sangat megah dan tentu saja menguntungkan. Kalau kamu takut itu membuatmu ‘gabut’ karena semuanya serba otomatis, jangan khawatir. Stardew Valley juga punya sangat banyak konten sampingan yang cukup mendalam. Masing-masing konten sampingan ini juga punya imbalan yang berkontribusi ke perkembangan pertanianmu. Tentu saja, desanya juga punya penghuni, banyak di antaranya menarik, beberapa bisa kamu nikahi.

Semua formula itu disajikan tanpa tekanan waktu. Inilah satu pembeda terbesar Stardew Valley. Karena tidak ada tekanan waktu, pemain bebas melakukan apa saja. Mereka yang casual akan lebih santai dan melakukan setiap kegiatan pelan-pelan. Sementara mereka yang ingin lebih serius akan membuat rencana optimal setiap harinya. Tidak ada satu gaya bermain yang salah karena game ini tidak menghukum mereka yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
Sekali lagi, kalau mau sangat disederhanakan, Stardew Valley adalah Harvest Moon: Back To Nature yang disempurnakan dan diberikan sentuhan baru. Alhasil, banyak pemain yang menyukainya. Ketika pertama kali bermain, saya yakin ada banyak orang yang cukup kecanduan dengan Stardew Valley dan sulit berhenti karena iming-iming progres per harinya sangat menggiurkan. Setelah hampir 10 tahun, saya yakin sudah banyak pemain yang memiliki banyak save file, masing-masing dengan perencanaan yang berbeda.
Alhasil, hingga hari ini, Stardew Valley masih jadi kiblat game farming sim hingga hari ini, dan saya rasa gelar tersebut belum bisa digeser.